Logo_SMADA

“PENERAPAN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI MELALUI MEDIA TRANSEGI DENGAN TAHAPAN IDEPOKSI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REFLEKSI SISWA SMA”

Oleh:
Obimita Ika Permatasari, M.Pd
SMA Negeri 2 Rembang
obiem.mieta1@gmail.com

Pendidikan di era digital yang semakin kompleks menuntut inovasi pembelajaran berkelanjutan. Ki Hajar Dewantara mengingatkan bahwa esensi pendidikan anak sebenarnya terletak pada pengamatan terhadap kodrat individu dan menghubungkannya dengan konteks zaman. Siswa adalah individu yang unik, oleh karena itu guru harus mengakomodasi perbedaan tersebut, maka diperlukan pembelajaran berdiferensiasi merupakan salah satu solusi yang seharusnya dipahami oleh guru (Mahfudz MS, 2023).

Melalui rapor pendidikan penulis dapat melihat hal yang sudah baik maupun hal yang masih perlu penguatan untuk memberikan pelayanan secara berkelanjutan. Terlihat dari penurunan nilai karakter siswa dengan capaian turun sebesar 0,47 dari tahun 2023. Hal ini perlu ditangani secara serius, bisa menggunakan pembelajaran berdiferensiasi.



Penulis membuat inovasi pembelajaran dengan media TRANSEGI dengan tahapan IDEPOKSI untuk meningkatkan kemampuan refleksi siswa, sebuah keterampilan penting yang dibutuhkan dalam menghadapi tantangan abad ke-21.

Penulis melakukan observasi dan wawancara dengan siswa. Ditemukan bahwa tidak semua siswa memahami materi yang akan dipelajari dan rendahnya kemampuan siswa dalam merefleksikan pembelajaran. Hal ini akan berakibat menghambat pencapaian tujuan pembelajaran dan perkembangan siswa secara optimal. Situasi inilah menggerakkan penulis untuk melakukan prakarsa perubahan pembelajaran di kelas.

Dalam mewujudkan prakarsa perubahan pembelajaran siswa dan guru mempunyai peran yang saling melengkapi. Siswa sebagai subjek dalam pembelajaran memiliki hak untuk mengeksplor bakat dan minat, sedangkan guru memiliki peran sebagai fasilitator. Sehingga siswa mampu mengembangkan potensinya secara maksimal dengan memanfaatkan aset yang ada. Pentingnya praktik baik untuk meningkatkan motivasi belajar dan mengembangkan keterampilan dalam merefleksikan pembelajaran yang lebih bermakna untuk menyajikan informasi dengan kemampuannya secara multisensorial.

Tantangan utama yang penulis hadapi adalah bagaimana cara membuat pembelajaran menjadi lebih menarik, relevan dan membangun kolaborasi yang apik dengan memanfaatkan sumber daya. Tidak semua siswa memiliki kompetensi awal yang sama pada mata pelajaran fisika. Siswa memiliki gaya belajar yang berbeda dimana bisa berubah dan berkembang sesuai dengan kebutuhan. Menurut penulis akan lebih baik jika siswa mengembangkan dan memperkaya gaya belajar, sehingga tidak terkukung pada preferensi cara belajar yang monoton.

Penulis memilih langkah awal pada tahapan aksi untuk inovasi pembelajaran dengan menggunakan alur BAGJA sebagai prakarsa perubahan (Dharma, 2022). Alur ini untuk mengoptimalkan aset yang dimiliki seperti di bawah ini:

  1. Buat pertanyaan: Penulis membuat daftar pertanyaan seputar prakarsa perubahan pembelajaran berdiferensiasi yang mampu merangkul semua kebutuhan siswa tanpa preferensi pembelajaran.
  2. Ambil pelajaran: penulis mencari referensi terkait penerapan pembelajaran berdiferensiasi yang mudah untuk diterapkan dan mampu merangkul semua gaya belajar siswa sesuai dengan kesiapan awal yang dimiliki. Penulis juga berdiskusi dengan rekan sejawat untuk menggali informasi mengenai pembelajaran yang cocok untuk siswa. Selain itu juga memanfaatkan platform PMM pada fitur video inspirasi.
  3. Gali mimpi: Penulis menginginkan pembelajaran yang bermakna bagi siswa dengan keterampilan merefleksikan pembelajaran di kelas yang mampu merangkul kebutuhan siswa.
  4. Jabarkan rencana: Penulis merancang inovasi pembelajaran yang mendukung dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi. Pada tahap ini penulis menggunakan media TRANSEGI dengan tahapan IDEPOKSI untuk meningkatkan kemampuan refleksi siswa SMA. Tahapan sederhana dari IDEPOKSI yaitu Identifikasi – Pengelompokkan – Refleksi yang relevan dengan proses pembelajaran. Potensi media TRANSEGI menawarkan cara yang inovatif untuk menyampaikan materi pembelajaran dan melibatkan siswa secara aktif dengan melibatkan teknologi. Media yang membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan refleksi untuk dapat belajar secara mandiri dan berkelanjutan.
  5. Atur eksekusi: Penulis jabarkan rincian kegiatan untuk membantu transformasi rencana menjadi nyata. Dengan mengajak rekan sejawat dalam penyiapan pembelajaran dengan media TRANSEGI serta memberikan umpan balik terhadap inovasi pembelajaran. Penulis mengidentifikasi kesiapan belajar siswa di kelas X I. Pembelajaran berdiferensiasi berdasarkan kesiapan belajar adalah pendekatan pembelajaran yang menyesuaikan tingkat pemahaman serta kemampuan siswa. Dengan kata lain, guru akan membagi siswa menjadi beberapa kelompok berdasarkan level kesiapan belajar mereka.

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari asesmen di awal pembelajaran, penulis perlu berupaya untuk membuat inovasi pembelajaran agar sesuai dengan kebutuhan belajar siswa. Media TRANSEGI merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang menggabungkan unsur visual, audio, dan kinestetik untuk membantu siswa dalam memahami konsep dengan lebih baik. Pendekatan ini efektif dalam mengakomodasi berbagai gaya belajar siswa dan membuat proses pembelajaran menjadi lebih menarik.

Media pembelajaran TRANSEGI dengan tahapan IDEPOKSI dapat membantu dalam pembelajaran berdiferensiasi. Memperkaya inovasi media pembelajaran yang dapat diintegrasikan dengan teknologi seperti video, simulasi, dan aplikasi pembelajaran online, sehingga membantu siswa dalam memahami konsep fisika secara utuh dan bermakna. Kolaborasi sangat diperlukan dalam menciptakan inovasi pembelajaran sehingga masukkan dan ide dari berbagai pihak sangat membnatu dalam kemajuan pembuatan media TRANSEGI dengan tahapan IDEPOKSI.


Selain itu penulis membangun suasana aman dan nyaman dalam berkomunikasi untuk terciptanya media yang baik. Berikut adalah link media TRANSEGI https://mpi-energi-terbarukan-pembatik-level-3.my.canva.site/obimita-mpi-transegi-pembatik-level-3. Tahapan Inovasi pembelajaran dengan tahapan IDEPOKSI sebagai berikut:

1. Tahap Identifikasi
  • Tentukan Materi Fisika: Memilih materi fisika yang akan diajarkan yaitu bentuk dan transformasi energi
  • Identifikasi Perbedaan Siswa: Melakukan asesmen awal untuk mengidentifikasi kemampuan awal siswa. Hal ini berjutuan agar siswa belajar pada tingkat yang sesuai dengan kemampuannya
2. Tahap Pengelompokkan
Siswa dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu:
  • Kelompok Tinggi: Siswa yang sudah menguasai materi dengan baik.
  • Kelompok Sedang: Siswa yang membutuhkan sedikit bantuan tambahan.
  • Kelompok Rendah: Siswa yang masih kesulitan memahami materi perlu pendampingan khusus.
3. Tahap Refleksi
  • Diskusi Kelompok: Setiap kelompok mendiskusikan materi yang telah dipelajari dan kolaborasi berbagi ide.
  • Presentasi Hasil: Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi.
  • Evaluasi Diri: Siswa melakukan refleksi diri terhadap pemahaman mereka terhadap materi. Pada tahapan ini siswa menggunakan lembar refleksi dengan model 4F atau 4C, link lembar refleksi https://drive.google.com/drive/folders/1n5fLUNDbLB9dHfQwACqYQgmP1JldAgsT? usp=sharing.
  • Umpan Balik Guru: Guru memberikan umpan balik yang konstruktif untuk membangun pengetahuan siswa.

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran berdiferensiasi melalui media TRANSEGI dengan tahapan IDEPOKSI tampak beberapa perubahan yang cukup signifikan. Siswa mengalami perubahan perilaku secara positif, antusias dan lebih aktif selama kegiatan pembelajan berlangsung. Kemampuan untuk merefleksikan diri semakin meningkat. Menggunakan refleksi model 4F dan 4C akan membantu siswa dalam merefleksikan pembelajaran fisika.

Dampak dari aksi nyata saat melakukan pembelajaran berdiferensiasi melalui media TRANSEGI dengan tahapan IDEPOKSI adalah aktivitas pembelajaran lebih menarik. Secara tidak langsung siswa dilatih untuk bertanggung jawab atas pembelajaran mereka sendiri. Media pembelajaran Transegi dengan tahapan IDEPOKSI dapat menjadi solusi yang efektif untuk mengakomodasi pembelajaran berdiferensiasi pada mata pelajaran fisika. Dengan inovasi, setiap siswa dapat belajar sesuai dengan kesiapan belajar dan gaya belajarnya, sehingga hasil belajar yang optimal dapat tercapai.

Dengan kemampuan merefleksikan diri, siswa akan mampu untuk memahami diri mereka lebih baik, mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan, serta merencanakan langkah selanjutnya untuk meningkatkan pembelajaran. Sehingga siswa mampu untuk menguatkan lakunya dan lebih percaya diri. Sesuai dengan pendapat KHD menjelaskan bahwa tujuan pendidikan yaitu: menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat (Rafael, 2022).

Respon positif dari siswa sehingga mereka lebih aktif dan merespon pembelajaran fisika dengan baik. Guru memiliki ruang dan waktu yang lebih intensif dalam membimbing kelompok. Faktor yang menjadikan keberhasilan dari inovasi ini, antara lain: respon dan motivasi yang tinggi dari siswa sehingga memudahkan penulis untuk melakukan pembelajaran di kelas, kerjasama dan kolaborasi siswa dengan guru akan memperkaya ide-ide yang luar biasa, tahapan pembelajaran yang jelas dan waktu yang cukup sehingga pembelajaran dapat diselesaikan dengan baik. Evaluasi secara berkala untuk mengidentifikasi kendala di lapangan. Dengan memperhatikan faktor di atas diharapkan dapat berkontribusi secara signifikan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran untuk menciptakan generasi emas 2045.

DAFTAR PUSTAKA

Dharma, A. (2022). Paradigma dan Visi Guru penggerak (K. Direktorat Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah dan Tenaga Kependidikan (ed.); Ketiga). Direktorat Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah dan Tenaga Kependidikan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi..

Fitra Elma Husna and Faizah Qurrata‘Aini, “Perbedaan Hasil Belajar Siswa Antara Pembelajaran Berdiferensiasi Proses Berdasarkan Kesiapan Belajar Dengan Berdasarkan Gaya Belajar Pada Materi Ikatan Kimia,” Jurnal Pendidikan Tambusai 7, no. 2 (2023): 14189–96.

I Wayan Sutaga, “Tingkatkan Kompetensi Guru Melalui Pembelajaran Berdiferensiasi,” Inovasi Jurnal Guru 8, no. 9 (2022): 58–65.

Mahfudz MS, “Pembelajaran Berdiferesiasi Dan Penerapannya,” SENTRI: Jurnal Riset Ilmiah 2, no. 2 (2023): 533–43, https://doi.org/10.55681/sentri.v2i2.534. Rafael, P. S. (2022). Refleksi filosofi Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara. In Paper Knowledge . Toward a Media History of Documents (Third Edit, Vol. 3, Issue Januari). Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.

Bagikan :

Kabar Sekolah Lainnya