“Berkarya Dan Bergaya: Lingkungan Sekolah Tanggung Jawabku”
Rembang, SMAN 2 REMBANG mempersembahkan kegiatan Gelar Karya Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dengan tema Gaya Hidup Berkelanjutan (GHB) mengusung judul “Berkarya Dan Bergaya: Lingkungan Sekolah Tanggung Jawabku”. Dalam kegiatan ini, peserta didik berpartisipasi dalam tiga proyek utama: membuat mural, memproduksi pupuk kompos, dan parade produk daur ulang dari bahan anorganik yang diselenggarapakan pada hari Kamis (14/11/2024).
TujuanPemahaman tentang membangun jiwa yang bermakna akan memperkuat spiritual yang menjadi langkah awal, selanjutnya mempersiapkan raga atau fisik yang kuat juga akan mendukung terwujudnya pribadi yang berkompeten. Kekuatan fisik ditopang oleh kesehatan jiwa yang matang dapat mempersiapkan individu yang nantinya mampu menjalankan amanah dan tanggung jawab yang diemban.
Dengan mengangkat tema Gaya Hidup Berkelanjutan dan mengacu kepada dimensi Profil Pelajar Pancasila, Projek dengan judul “Berkarya dan Bergaya: Lingkungan Sekolah Tanggung Jawabku” ini bertujuan untuk melatih daya pikir dan keterampilan secara berkelanjutan. Projek dengan metode pembelajaran yang aktif dan berpusat pada peserta didik ini diharapkan menjadi perangkat yang menawarkan titik temu kolaborasi dan mengidentifikasi pihak terkait untuk penyelesaian permasalahan perundungan dunia maya di sekitar mereka. Melalui projek ini, peserta didik pada akhirnya diharapkan telah mengembangkan secara spesifik empat dimensi Profil Pelajar Pancasila, yakni Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berahlak mulia, Gotong royong, Mandiri dan Kreatif.
AlurTahap dalam projek disusun memlalui konsep proses berpikir, yaitu Persiapan- pengenalan – kontekstualisasi – tahap aksi – refleksi dan tindak lanjut. Pada tahap persiapan SMAN 2 Rembang membuat alur perencanaan projek profil dengan membentuk tim fasilitator, mengidentifikasi tingkat kesiapan satuan pendidikan, merancang dimensi, tema dan alokasi waktu, menyusun modul projek hingga merancang strategi pelaporan hasi projek.
Tahap selanjutnya adalah Tahap Pengenalan dan Kontekstualisasi. Pada tahap pengenalan peserta didik mengenali dan membangun kesadaran terhadap tema Gaya Hidup Berkelanjutan, sedangkan pada tahap kontekstualisasi peserta didik dapat memahami permasalahan yang ada di lingkungan sekitar yang berkaitan dengan tema Gaya Hidup Berkelanjutan, yaitu meliputi pengolahan sampah organik dan anorganik, pengolahan kompos, menggambar mural dalam rangka kampanye gaya hidup berkelanjutan yang lebih bijak.
Tahap aksi nyata menjadi tahap berikutnya, dimana peserta didik dapat memahami permasalahan yang ditemukan di tahap sebelumnya dan membuat sebuah karya nyata sebagai respon permasalahan tersebut. Dan kemudian disempurnakan dengan tahap refleksi dan tindak lanjut.
TargetMelalui projek ini, peserta didik diharapkan telah mengembangkan empat dimensi Profil Pelajar Pancasila, yaitu Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Berakhlak Mulia, Gotong Royong, Mandiri dan Kreatif.
Relevansi Projek ini bagi Sekolah dan semua Guru Mata PelajaranProjek Gaya Hidup Berkelanjutan memiliki relevansi yang sangat tinggi bagi sekolah dan semua guru mata pelajaran. Proyek ini tidak hanya mengajarkan peserta didik tentang pentingnya menjaga lingkungan, tetapi juga memberikan kesempatan bagi mereka untuk mengembangkan berbagai keterampilan penting di abad ke-21. Peserta didik diharapkan dapat mengembangkan berbagai keterampilan penting seperti gotong royong, kemandirian, komunikasi, kolaborasi, dan kreativitas. Keterampilan ini sangat dibutuhkan di dunia kerja saat ini dan sangat relevan dengan isu global, pengembangan keterampilan abad 21, integrasi mata pelajaran, pembelajaran bermakna, membentuk karakter.
Suhardi, Kepala SMAN 2 Rembang mengatakan, melalui pembuatan mural, siswa berhasil menghidupkan dinding-dinding sekolah dengan lukisan-lukisan penuh warna yang syarat akan pesan persatuan, gotong royong, dan cinta lingkungan. Mural ini menjadi bentuk ekspresi artistik sekaligus ajakan/ kampanye untuk meningkatkan kepedulian kita semua terhadap lingkungan.
“Proses pembuatan pupuk kompos dari limbah organik adalah salah satu langkah nyata siswa dalam mewujudkan sekolah yang lebih ramah lingkungan. Dengan keterampilan ini, mereka mampu mengubah sisa-sisa makanan dan daun kering menjadi pupuk yang bermanfaat bagi tanaman di sekitar sekolah. Langkah kecil ini diharapkan mampu menumbuhkan kesadaran mereka tentang pentingnya daur ulang dan pengelolaan sampah yang berkelanjutan”, ujar Yeny sebagai salah satu koordinator projek.
Di tempat lain, Ratna Purwandari Utami sebagai WKS Kurikulum dalam sambutan pembukaan parade produk daur ulang mengatakan, momen yang paling ditunggu, di mana siswa menampilkan berbagai karya dari bahan anorganik yang biasanya dianggap sampah. Berbagai produk kreatif seperti pakaian, aksesoris, dan dekorasi ditampilkan dengan penuh percaya diri dalam parade ini. Kegiatan ini adalah contoh nyata dari prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) dan memperlihatkan bahwa dengan kreativitas, sampah anorganik pun bisa memiliki nilai guna dan estetika yang tinggi.
Karya Mural
KARYA PRODUK KOMPOS
KARYA PRODUK DAUR ULANG